TALES OF A MERE CREATION WHO TRIES TO WALK TOWARD ITS TRUE SELF - HUMANITY IS ALWAYS ON JOURNEY

Sabtu, 06 Maret 2010

BERTUMBUH MELALUI PENDERITAAN

"Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah. Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara." Rom 8 : 28-29

Di dalam hidup ini, tak jarang manusia mengalami sesuatu yang dinamakan penderitaan, tantangan, ataupun masalah. Kata orang, bayi saja masuk dunia dengan menangis sehingga bisa direfleksikan bahwa orang akan masuk dalam suatu masa yang berat selama hidup di dunia ini. Seringkali pula manusia lelah dan tidak merasa cukup kuat untuk melewati tantangan yang ada dihadapannya. Malahan tantangan hidup yang makin berat akhir - akhir ini tak jarang membawa mereka pada situasi apatisme, ketidakpedulian kepada sesama, pemuasan hidup yang sementara, dan pelarian - pelarian lainnya.
Bertolak dari realita tersebut, penulis rindu membagikan sebuah perenungan berdasar refleksi Kitab Suci dengan dipandu kelas Bertumbuh dari kelas KAMBIUM Gloria Yogyakarta. Penulis berharap, tulisan ini boleh menjadi perenungan dan mengajak pembaca untuk kembali menemukan Sang Air Hidup di tengah hidup yang semakin bergejolak ini untuk kemudian membawa kemulian-Nya di tengah dunia yang hilang.

SUMBER PENDERITAAN

Penderitaan adalah sesuatu hal menyakitkan yang kita alami dalam hidup. Penderitaan membawa kita kepada suatu situasi tidak mengenakkan sehingga membuat kita goyah dan merasa lemah. Penderitaan kemudian akan membawa kita pada suatu kekuatan baru - itu targetnya - tapi tak jarang pula membawa kita pada suatu kehancuran dan keterpurukan hidup. Untuk mempelajari lebih lanjut mengenai penderitaan, kita perlu mengetahui berbagai sumber penderitaan.

1. Dosa diri kita sendiri.
Di dalam Kejadian 2 : 16 - 17, kita membaca bahwa manusia diberi kebebasan penuh untuk menentukan sikapnya sendiri. Tuhan memberikan kebebasan untuk memilih sendiri jalannya. Namun tentu saja, semua pilihan akan mengandung resiko. Pilihan yang salah, dengan melanggar perintah Tuhan pada ayat 17 kemudian membawa manusia jatuh pada dosa. Dosa ini kemudian menimbulkan konsekuensi pada dirinya sendiri. Terusir dari taman Eden, mencari makan sendiri, susah payah saat melahirkan, dan lain sebagainya.
Sebagian besar penderitaan kita seringkali timbul dari kesalahan kita sendiri. Kita miskin karena boros, bodoh karena malas, dan sebagainya.
Konsekuensi kesalahan pilihan kita menimbulkan penderitaan pada diri kita sendiri.

2. Dosa orang lain
Kita adalah makhluk sosial sehingga kita perlu hidup berdampingan dengan berbagai macam orang. Namun tidak jarang pula orang - orang tersebut membuat pilihan yang salah sehingga membuat kita menderita. Kejahatan yang terjadi bukan salah kita, namun membuat kita menderita. Kita tidak bisa menyalahkan Tuhan bila seseorang berbuat tidak adil atau jahat kepada orang lain.

3. Peristiwa alam
Bumi telah dikutuk karena kejatuhan manusia dalam dosa. Keseluruhan kosmos ternoda oleh dosa manusia. Akibatnya, bencana alam terjadi dan tentu saja dampaknya menimpa tidak hanya orang jahat, tetapi orang baik juga.
Dalam Roma 8 : 19 - 22 kita baca bahwa seluruh ciptaan Allah mengeluh dan menantikan saat bumi dibebaskan dari kutuk dosa.

4. Kuasa gelap
Peradaban manusia telah sedemikian maju sehingga seringkali kita melupakan sumber ini. Kuasa gelap ada. Dan dia terus menerus mengintai dari kegelapan dengan tipu dayanya seolah - olah dia tidak ada.
Dalam Yohanes 10 : 10, kita lihat bahwa pencuri (=kuasa gelap) memakai rencana jahat untuk membinasakan tubuh, pikiran, dan jiwa manusia.
Kita harus berjaga - jaga. Jelas dituliskan dalam 1 Petrus 5:8, lawan kita Iblis berjalan keliling seperti singa yang mengaum - aum dan mencari mangsa yang dapat ditelannya.

Francis Frangipane, dalam bukunya The Three Battlegrounds, menuliskan: keberadaan setan masih ditoleransi demi satu tujuan: karena peperangan antara iblis dan orang - orang kudus milik Allah mendorong kita ke arah keserupaan dengan Kristus. ... Allah mengizinkan peperangan rohani untuk mewujudkan rencana kekal-Nya membentuk manusia di dalam gambar dan rupa-Nya.

5. Didikan dan Ujian Tuhan
Tuhan mendidik dan mengajar kita dengan tujuan memurnikan kita. Ibrani 12 : 5 - 6 dengan jelas mendorong kita supaya tetap tunduk pada didikan dan peringatan Tuhan, karena Tuhan mengasihi kita dan Dia adalah Bapa yang baik yang tidak membiarkan anak-Nya tersesat.
Ujian akan membawa kita pada tingkat yang lebih tinggi lagi. Ujian memang selalu menimbulkan penderitaan. Namun sebagai umat Tuhan, kita perlu senantiasa menantikan ujian dari Tuhan dan bersukacita untuk itu. Karena berarti Tuhan telah melihat kita layak untuk naik ke tingkat yang lebih tinggi lagi untuk nantinya menjadi serupa dengan Kristus.

HASIL PENDERITAAN

Tuhan selalu mengizinkan penderitaan bukan tanpa alasan.
Rick Warren dalam The Purpose Driven Life menuliskan: Apapun sumer penderitaan kita, tidak ada satu masalah yang bisa terjadi tanpa seizin Allah. Segala sesuatu yang terjadi atas seorang anak Allah sudah disaring oleh Bapa, dan Dia bermaksud menggunakannya bagi kebaikkan meskipun Iblis dan yang lainnya memaksudkannya untuk keburukan.
Tuhan mengizinkan penderitaan karena itu membawa kemuliaan bagi-Nya dan kebaikan bagi kita.

1. Penderitaan mengarahkan perhatian kita kepada Tuhan
Penderitaan akan mengarahkan perhatian kita kepada Tuhan dalam beberapa cara. Pertama, penderitaan menunjukkan betapa lemahnya kemampuan kita. Melalui penderitaan, kita akan melihat sumber kekuatan kita yang sejati. Penderitaan juga akan memaksa kita melihat kembali tujuan dan prioritas hidup kita, serta hubungan kita dengan Tuhan dan sesama. Penderitaan kemudian akan mengarahkan kita untuk memandang melampaui keadaan yang sekarang kepada kemuliaan yang kekal.

2. Penderitaan membentuk keserupaan dengan Kristus
Penderitaan merupakan jalan utama menuju kematangan rohani. Tuhan Yesus telah taat melalui penderitaan, betapa kita harus lebih lagi sebagai murid-Nya? Allah menempa kita dan memurnikan kita seperti emas dengan memasukkan kita ke dalam penderitaan. Dengan itu, kita akan bersih dan kemudian semakin dibentuk untuk menjadi serupa dengan Putra-Nya.

3. Penderitaan menyatakan karya dan kemuliaan Tuhan
Dalam Yohanes 9:2 kita membaca kisah orang yang buta sejak lahirnya. Murid - murid bertanya dosa siapa sehingga orang ini buta. Namun jawab Tuhan Yesus ternyata justru karena kemuliaan Tuhan akan dinyatakan dalam orang ini. Begitu pula kita. Dalam penderitaan, kemuliaan Tuhan akan dinyatakan. Dia akan memakai kita untuk menjadi berkat kepada banyak orang seperti orang buta tadi. Bob Sjorgen dan Gerald Robinson dalam Cat & Dog Theology membagikan: Semakin besar tingkat kesulitan, semakin besar pula potensi kita untuk memuliakan Allah.

Memang, sampai di poin ini pun, seringkali kita tidak bisa menjelaskan dan mengerti mengapa kita menderita. Namun, apapun sumber penderitaan kita, yang bahkan tidak bisa dijelaskan sekalipun, Tuhan tahu. Tuhan mengerti dan Tuhan selalu memiliki tujuan yang berharga ketika kita mengalami penderitaan, yaitu kemuliaan-Nya yang lebih besar lagi.

MENGHADAPI PENDERITAAN

1. Mempercayai Tuhan secara penuh
Alkitab mengajarkan kita untuk senantiasa percaya kepada Tuhan secara penuh. Ada 3 hal yang kita perlu percayai saat kita mengalami penderitaan:

1.1 Allah itu Maha-bijaksana: Dia mengetahui yang terbaik bagi kemuliaan-Nya dan kebaikan kita.
1.2 Allah itu Maha-kuasa: Dia berdaulat untuk melakukan yang terbaik bagi kemuliaan-Nya dan kebaikkan kita.
1.3 Allah itu Maha-kasih: Dia menginginkan yang terbaik bagi kemuliaan-Nya dan kebaikkan kita.

Tetapi untuk dapat mempercayai Tuhan secara penuh, kita harus mengenal-Nya secara pribadi, lebih dari sekedar fakta - fakta Alkitab belaka.

2. Menanggapi sumber penderitaan dengan tepat

2.1 Dosa diri sendiri: mohon pengampunan dan meningggalkan dosa (1 Yohanes 1:9)
2.2 Dosa orang lain: mengampuni dan mendoakan mereka agar meninggalkan dosa (2 Kornitus 1 : 3 - 4)
2.3 Peristiwa alam: menyatakan kepercayaan penuh kepada Allah dan menolong orang lain yang menderita
2.4 Kuasa gelap: mendekat kepada Tuhan dan melawannya dengan iman yang teguh (1 Petrus 5: 8 - 10)
2.5 dari Tuhan: mengganti pertanyaan "Mengapa saya?" menjadi "Apa yang Tuhan ingin saya pelajari?". Lebih sedikit berdoa "Bebaskan saya", memperbanyak "Bentuklah saya" (1 Petrus 1 : 6 - 7)

Kurt de Haan dalam bukunya Mengapa Tuhan mengizinkan Penderitaan? menulis, kita tidak diminta untuk bersukacita atas proses penderitaan, tapi atas hasil akhir yang Tuhan mampu dan akan kerjakan bagi kita.

3. Meneguhkan orang lain dengan cakap
Dengan melayani orang yang menderita, kita akan mengizinkan penghiburan Allah mengalir ke dalam diri kita dan orang lain yang menderita. Dunia akan mengerti Allah yang sebenarnya melalui pelayanan kita kepada sesama yang menderita. (2 Korintus 1: 3-4)

Biarlah kiranya kita semakin bertumbuh dalam hidup yang penuh dengan penderitaan ini, sehingga kita semakin dibangun kepada keserupaan dengan Kristus dan juga membawa terang untuk dunia tempat kita tinggal saat ini sehingga nama Tuhan semakin dimuliakan. Amin.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

change post's font color

 
Sign In | BloggerThemes | About Me | Contact Me | Help | Usage Rights

Copyright © 2011 THE WAY TO THE DAWN by Jaxo Leingod
Designed by Templatemo | Converted to blogger by BloggerThemes.Net