TALES OF A MERE CREATION WHO TRIES TO WALK TOWARD ITS TRUE SELF - HUMANITY IS ALWAYS ON JOURNEY

Senin, 10 Agustus 2009

Bintang tanpa Nama (Part 1)

Sang Bintang berdiri di depan pintu kamar kosnya yang kecil.
Ada yang salah dengan nama yang tertempel di pintu itu.
Seperti namanya tapi juga seperti bukan.
Teringatlah ia akan petualangannya sebagai Bintang.
__________________________

"Hebat kamu!" "Keren!" "Slamet ya, pasti kamu akan sukses!"
Kata teman - teman sang Bintang.
Ya. Dia berhasil lolos audisi model sebuah production House ternama.
Tentu juga dia akan bertemu bintang - bintang lainnya yang tak kalah cemerlang.
Masa depan yang gemilang menunggunya.

Walaupun sedikit ragu dan tak percaya atas penerimaannya itu,
Bintang tersenyum senang.
"Ini dunia baruku!" Pikirnya dengan senang.

Salah satu produser dalam production house sangat bangga atas Bintang.
Dia merasa Bintang akan bersinar gemerlap di angkasa dengan segera.
Produser memberinya banyak dukungan dan bahkan juga menyewakan
salah satu kamar di rumah kosnya dengan harga yang murah bagi sang Bintang.

Rumah kos Bintang dijaga oleh seorang ibu tua, nenek - nenek lebih tepatnya.
Nenek Penjaga Kos sangat baik hati. Bintang dianggap seperti anaknya sendiri.
"Kalau butuh apa - apa bilang nenek saja Nak." "Njih Nek"
Di kos inilah petualangannya sebagai Bintang dimulai.
_________________________________________________

Bintang - bintang gemerlapan dalam production house Sang Bintang.
Teman - teman Bintang mendukungnya, dia juga mendukung mereka.
Bintang pun beranjak menjadi Bintang yang mulai bersinar.
Orang - orang memuji kelihaian Bintang.
Penghargaan - penghargaan pun dianugrahkan padanya.

Tapi...

Ada yang hilang...

_________________________________________________

Bintang merasa ada yang hilang.
Dia tak tahu. Hanya tak nyaman dengan keadaannya saat ini.
Sekian lama perjuangannya untuk menjadi Bintang dan sekarang dia tak nyaman.

Dia tidak nyaman menjadi Bintang.
Bukan itu yang dia impikan. Bukan Bintang, bukan...
Bukan itu panggilan hidupnya.
Dia tak bisa begini terus.

Namun apa yang bisa dilakukannya? Semua mengharapkan Bintang.
Semua cinta Bintang dengan keadaanya yang sekarang.
Apalagi Sang Produser. Dia sangat menyayangi Bintang.
Bintang bersinar dihadapan banyak orang dan Produser senang itu.
_________________________________________________

"Saya mau mundur saja, Prod." kata Bintang.
"Apa? Ulangi lagi? Mundur dari modelling?"
"Tapi kamu kan aset kami. Banyak baju desainer menjadi lebih terkenal karena kamu."
"Kami juga bangga atas prestasimu itu. Kamu model pertama yang tidak neko - neko."
"Kamu bahkan bersih sebagai model. Itu prestasi! Dan kamu mau give up gitu aja???"

"Ya Pak." "Ini bukan tempat saya" "Ada yang hilang..."
Bintang menunduk. Menahan air mata yang mulai jatuh dari matanya yang indah.

"OK. Apa yang akan kamu kerjakan setelah sekian lama kamu jadi model dan akan berhenti?"
Tanya sang Produser.
_________________________________________________

"Saya..." Bintang gemetar sekaligus bersemangat.
"Saya mau menjadi Penjaga Pintu!"

"PENJAGA PINTU???? MAKSUDMU YANG SEPERTI DI DEPAN HOTEL DAN MEMBUKAKAN PINTU ITU???"
"WHAT THE HELL ARE YOU THINKING, BINTANG??? Seketika Produser berteriak.
Dia tidak bisa menangkap apapun yang Bintang pikirkan.

"Ya Pak" "Dari kecil, saya sudah mimpi untuk jadi Penjaga Pintu itu."
"Saya ingin membukakan pintu dan tersenyum pada setiap orang yang lewat."
"Menyapa selamat pagi. Menenangkan hati para pengunjung yang gundah aka masalah mereka dengan sekedar membukakan pintu dan tersenyum."
"Itu panggilan saya. Bukan sorak sorai yang ada di atas panggung, saya tidak pantas berada di situ."

"TAPI KAMU BRILIAN!!! SEMUA MENCINTAIMU!"

"Ya Pak, tapi semu. Saya tidak nyaman. Ketika saya sedih, tak ada yang tahu.
Saya harus terus tersenyum meski jadwal padat dan bahkan kadang saya grogi dan takut naik ke panggung."
"Saya ingin menjalani hidup saya dengan pekerjaan yang lebih membuat saya nyaman."

Hening....

"Kluar... Saya butuh waktu berpikir..." Kata Produser. " Baik Pak. Maaf mengganggu."

_________________________________________________

1 komentar:

Anonim mengatakan...

bintang, ternyata pergumulanmu begitu berat, dari seorang bintang yang bersinar malah ingin menjadi seorang penjaga pintu, tetap lah berjuang, Tuhan tau perjuanganmu

Posting Komentar

change post's font color

 
Sign In | BloggerThemes | About Me | Contact Me | Help | Usage Rights

Copyright © 2011 THE WAY TO THE DAWN by Jaxo Leingod
Designed by Templatemo | Converted to blogger by BloggerThemes.Net