TALES OF A MERE CREATION WHO TRIES TO WALK TOWARD ITS TRUE SELF - HUMANITY IS ALWAYS ON JOURNEY

Jumat, 28 Oktober 2011

Anda Gay, Saya Tak Mau Memeriksa Anda

Anda Gay, Saya Tak Mau Memeriksa Anda
Terinspirasi dari tulisan di Medscape "You're A Gay, so I Can't Treat You" dan "Don't Use Gay Doctor"

Topik mengenai homoseksualitas adalah topik yang menarik untuk dibahas dan saya rasa akan selalu aktual. Kontroversi yang meliputinya senantiasa menjadi bahan diskusi maupun debat di kesempatan - kesempatan tertentu. Sebelum membahas lebih lanjut, ada baiknya kita mengenal lebih dekat homoseksual, gay, dan lesbian. Tak kenal maka tak peduli apalagi sayang.

LESBIAN, GAY, BISEKS, ATAU TRANSGENDER?

Secara singkat, homoseksualitas adalah orientasi seksual terhadap sesama jenis. Kaum homoseksual memiliki ketertarikan kepada sesama jenisnya, laki - laki kepada laki - laki (dengan istilah umum gay, meskipun secara terminologi, gay mengacu pada laki - laki atau perempuan homoseksual), perempuan terhadap perempuan (dikenal dengan sebutan lesbian). Ketertarikan ini tidak hanya sebagai teman, namun sebagai pasangan. Heteroseksual, sebagai kebalikannya, ketertarikan seksual kepada lawan jenis. Jika pembaca adalah heteroseksual, cara mudah menggambarkan definisi homoseksual adalah ketertarikan anda kepada lawan jenis, itulah yang dirasakan homoseksual terhadap sesama jenis.

Homoseksual berbeda dari waria. Waria diartikan pribadi wanita dalam tubuh pria. Laki - laki homoseks adalah laki - laki tulen. Dia benar - benar laki - laki dengan orientasi seksual menyukai laki - laki. Waria mungkin memiliki ketertarikan kepada lelaki, namum ini tidak tergolong perilaku gay. Dia berlaku demikian karena merasa dirinya wanita. Begitu pula dengan wanita yang tomboy tidak boleh begitu saja diidentikkan dengan lesbian. Meskipun demikian, seringkali pasangan gay dan lesbian dianggap memiliki seorang yang berlaku sebagai 'cowo'nya dan yang lain berlaku sebagai 'cewe'nya. (Mengenai hal ini, saya belum tahu secara jelas, jika pembaca ingin mengkoreksi, monggo komen atau email saya.)

Homoseksual juga berbeda dari transgender. Transgender, dari istilahnya kita telah memiliki gambaran bahwa ini berhubungan dengan perubahan kelamin. Transgender biasanya adalah seorang waria yang kemudian telah membulatkan tekadnya untuk benar - benar berubah menjadi seorang wanita. Dengan demikian, pengertian singkatnya adalah perubahan kelamin seseorang kepada lawan jenis kelamin biologisnya. Secara lebih luas, transgender juga bisa diterapkan pada kelainan kelamin hermaprodit (2 kelamin pada 1 orang) meskipun pemakaiannya kurang tepat saya rasa. Seorang transgender di Indonesia misalnya artis Dorce Gamalama.

Perilaku homoseksual kadang bertautan dengan perilaku biseksual. Namun kedua istilah inipun tidak boleh disamakan. Biseksual berarti memiliki orientasi seksual terhadap sesama dan lawan jenis. Kaum biseks dapat berlaku homoseks dan heteroseks. Dengan demikian, biseks pasti juga adalah homoseks (dan heteroseks) namun homoseks belum tentu biseks.

PERLAKUAN TERHADAP KAUM HOMOSEKSUAL

Kaum homoseksual seringkali mendapatkan perlakuan yang berbeda di masyarakat. (waria dan transgender juga, namun tidak akan terlalu dibahas di sini, mungkin kesempatan lain) Perlakuan seperti memiliki sebuah penyakit atau aib tidak jarang terjadi meskipun tidak sedikit pula yang peduli dan mendukung, terutama akhir - akhir ini saat kaum homoseksual lebih berani bersuara. Perbedaan orientasi seksual kaum homoseks dari masyarakat heteroseks masih menyisakan sebuah jurang yang tampaknya tak terseberangi. Kaum heteroseks (yang mungkin lebih mayoritas) melihat keanehan dan ketidakbiasaan ketika mendengar tentang kaum homoseks. Rasa aneh dan tidak biasa kemudian menimbulkan rasa tidak suka. Rasa tidak suka menimbulkan kebencian. Kebencian pada akhirnya berujung pada diskriminasi dan kekerasan terhadap kaum minoritas homoseksual.

Sebenarnya apa yang membuat kaum homoseks sulit diterima di masyarakat? Menurut saya, ini sebenarnya akibat pelabelan oleh masyarakat sendiri. Kata homoseksual langsung menunjuk pada sebuah perilaku seksual. Dengan demikian, jika seseorang (dari masyarakat heteroseks) mendengar istilah homoseks (termasuk istilah gay dan lesbian) yang ada dipikirannya langsung sebuah hubungan seksual antar sesama jenis. Orang tersebut akan langsung merasa lucu, tidak biasa, aneh, hingga jijik dan benci. Kata seks sendiri dalam budaya kita telah mengalami peyorasi, perjelekan arti. Masyarakat kita tidak terlalu menyukai hal - hal berbau seks karena dianggap tabu atau porno. Dalam hal ini, masyarakat lalu mengangkat isu norma susila, norma adat, sampai menyentuh norma agama. Kita tahu sendiri ketika masyarakat mengatasnamakan agama, semua pandangan yang bertentangan dengannya serta merta salah. Tidak ada kompromi. Padahal, kaum homoseks, seperti kaum heteroseks, tidak hanya berpikir dan berbuat melulu hubungan intim. Mereka juga punya kehidupan biasa, dengan pekerjaan biasa, cara berpikir biasa, perilaku biasa. Kehidupan kaum homoseks adalah sama seperti kehidupan kaum heteroseks.

Penolakan terhadap kaum homoseks ternyata tidak hanya terjadi di masyarakat kita yang termasuk masyarakat Timur - dengan adat ketimurannya yang demikian dibanggakan. Masyarakat Barat yang dianggap lebih terbuka, toleran, dan rasional seringkali justru memberikan respon penolakan yang lebih terbuka pula terhadap kaum ini. Kalimat yang saya jadikan judul di atas saya peroleh dari salah satu tulisan berjudul "You're a gay, so I can't treat you" oleh seorang residen jiwa di State University of New York, dr. Kendra Campbell. dr.Campbell mengangkat topik ini berdasar perdebatan yang terjadi atas kontroversi homoseksual. Ada beberapa dokter yang menolak melayani kaum homoseks. Betapa diskriminasi terjadi dalam rumah sakit yang seharusnya menjadi tempat pelayanan masyarakat tanpa membeda - bedakan agama, ras, dan juga orientasi seksual. Tulisan lain yang menarik yang saya baca berjudul "Don't use gay doctors". Ternyata diskriminasi tidak hanya kepada pasien homoseks, namun juga praktisi yang homoseks, dokter dan perawatnya. Hanya kali ini pasien yang mendiskriminasi mereka dan tidak mau diperiksa bila pemeriksa memakai tanda tertentu yang menandakan mereka adalah homoseks. Paling tidak dua tulisan (yang sempat menjadi top stories di Medscape) ini menunjukkan betapa masyarakat dunia masih mendiskriminasikan kaum homoseks.

PANDANGAN ANDA, PANDANGAN AGAMA (SAYA), DAN PANDANGAN SAYA

Lalu bagaimana kita menyingkapi diskriminasi terhadap kaum homoseks? Tentu saja ini kembali kepada pandangan kita masing - masing terhadap kaum homoseks. Kontroversinya akan selalu aktual untuk dibahas dan tentu menjadi topik yang selalu menarik untuk didiskusikan. Sebagai heteroseks, saya menghargai kaum homoseks sebagai seorang manusia biasa yang juga seperti kita memiliki hidup yang biasa. Kaum homoseks bagi saya bukan sesuatu yang aneh atau asing. Saya seorang Kristiani dan aturan agama saya tidak membolehkan hubungan yang bersifat homoseksual. Namun saya juga seorang pengikut Kristus dan Kristus pernah berkata, "Hukum kedua yang sama dengan itu ialah kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." Kristus adalah kasih dan dengan demikian saya harus mengasihi seorang homoseks seperti saya harus mengasihi orang - orang di sekitar kita dan seperti saya mengasihi diri saya sendiri.

Homoseks memang dipandang sebagai sebuah dosa di agama saya, tetapi bagi saya, dosa itu tidak pernah lebih besar dari dosa korupsi yang sedang menggerogoti bangsa ini atau sekedar mencontek di sekolah karena lalai belajar atau memang otaknya tidak sampai. Jika memang perlu membicarakan tentang dosa mengenai kaum homoseks, saya akan berkata demikian: ujian kaum homoseks mungkin lebih berat karena menyangkut orientasi seksual yang pasti dirasakan tiap hari. Namun ujian kaum homoseks juga lebih ringan karena stigma masyarakat akan membantu untuk menjaga kebaikan - kebaikan harus selalu ada di dalam hatinya. Kaum homoseks tidak berbeda dengan kaum heteroseks, semua mendapatkan salibnya sendiri untuk dipikul. Saya percaya Tuhan mengasihi kaum homoseks juga dan bila pembaca mengaku ber-Tuhan, pasti anda akan melakukan hal yang sama dengan Tuhan anda.

KESIMPULAN

Homoseksualitas adalah orientasi seksual terhadap sesama jenis, yaitu ketertarikan sebagai pasangan. Homoseksual diistilahkan lebih khusus dengan gay untuk laki - laki dan lesbian untuk perempuan. Waria dan transgender berbeda dari homoseksual meskipun kadang menunjukkan perilaku homoseks. Pembedaan sering dilakukan masyarakat baik Timur dengan adat ketimurannya atau Barat dengan rasionalitasnya. Pembedaan ini tampaknya berakar pada istilah homoseks sendiri yang langsung mengacu pada orientasi seksual individu yang bersangkutan. Agama Kristen melarang hubungan homoseksual. Bagaimanapun, sebagai orang Kristen, penulis tetap harus mengasihi kaum homoseksual karena kaum ini juga adalah manusia ciptaan Tuhan. Bagaimana dengan anda? Penulis - saya - berharap anda juga memiliki pandangan serupa untuk mengasihi dan tidak mendiskriminasikan manusia yang tampak berbeda dari kita.

Download here.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

change post's font color

 
Sign In | BloggerThemes | About Me | Contact Me | Help | Usage Rights

Copyright © 2011 THE WAY TO THE DAWN by Jaxo Leingod
Designed by Templatemo | Converted to blogger by BloggerThemes.Net